Hasil Riset IDC Terbaru: Samsung Tetap Mendominasi Pasar Ponsel Pintar di Indonesia

News4 views

Pastinet Baru – baru ini International Data Corporation atau IDC kembali merilis laporan mereka untuk kuartal kedua tahun 2023. Hasil riset tersebut menyebutkan Samsung tetap menjadi pemimpin, sementara Infinix menjadi brand yang mampu bersaing dengan brand smartphone lainnya.

Samsung Menjaga Kepemimpinannya

Selama periode April hingga Juni 2023, Samsung berhasil menjual 1,9 juta perangkat, yang membuat mereka mempertahankan pangsa pasar sebesar 20,8%. Meskipun angka pengiriman serupa dengan kuartal kedua tahun 2022, Samsung mengalami penurunan kecil sebesar 3,4%, yang menempatkannya di posisi kedua selama periode tersebut.

Kejutan Besar Dari Infinix

Yang paling mengejutkan adalah kenaikan Infinix yang berhasil menggeser Realme. Infinix berhasil menjual sejumlah besar perangkat, mendapatkan tempat di podium dengan pangsa pasar sebesar 13,4% dan pertumbuhan sebesar 12,3%. Ini menunjukkan bahwa persaingan di pasar ponsel pintar Indonesia masih jauh dari perkiraan.

 

Baca juga :  Kupas Teknologi Baterai Health Engine Pada Oppo Find X5 Pro dan Reno 8 Pro 5G

 

Posisi Lima Besar Penjualan Smartphone

– Oppo, sebelumnya berada di posisi kedua, kini berada di peringkat ketiga dengan pangsa pasar sebesar 17,6%, mengirimkan 1,6 juta unit. Namun, ini menandai penurunan sebesar 19,8% dalam pertumbuhan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

– Vivo berada di peringkat ketiga dengan pengiriman sebanyak 1,5 juta unit, setara dengan pangsa pasar sebesar 16,5%. Tingkat pertumbuhan tahunannya adalah 13,1%.

– Xiaomi turun ke peringkat keempat dengan pangsa pasar sebesar 14,7% dan 1,3 juta pengiriman. Pertumbuhan tahunannya negatif, dengan penurunan sebesar 11,8%.

pangsa pasar smartphone
image source: IDC

Melihat Pasar Secara Keseluruhan

Secara keseluruhan, pasar ponsel pintar di Indonesia menunjukkan tren penurunan selama delapan kuartal berturut-turut hingga kuartal kedua tahun 2023. Namun, pertumbuhan musiman sebesar 13,8% dibandingkan dengan kuartal sebelumnya mengangkat total pengiriman menjadi 8,9 juta unit.

Segmentasi ponsel pintar tingkat pemula telah berkontribusi pada penurunan ini, karena sebagian besar pemain utama telah meningkatkan pengiriman mereka di segmen ini. Akibatnya, pangsa pasar ponsel pintar 4G kembali naik menjadi 86%, dari 82% pada kuartal sebelumnya. Sementara itu, ponsel 5G mengalami penurunan sebesar 4,3% dibandingkan dengan tahun sebelumnya untuk pertama kalinya sejak munculnya teknologi tersebut pada tahun 2020.

Ponsel dengan harga di atas $600 (atau Rp 9 juta) mengalami pertumbuhan yang mengesankan sebesar 71% dibandingkan dengan tahun sebelumnya, karena Samsung dan Apple bersaing sengit di segmen ini.

 

Baca juga :  Mengulas Ketahanan Dan Kemampuan Baterai OPPO Reno10 5G

 

Adopsi 5G yang Lambat

Adopsi teknologi 5G telah berjalan lambat karena tantangan dalam permintaan dan pasokan. Ponsel 5G masih memiliki pangsa pasar yang relatif kecil dibandingkan dengan ponsel 4G, meskipun harganya lebih terjangkau. Ponsel 4G sering kali menawarkan spesifikasi yang lebih tinggi dengan harga yang serupa. Karena konektivitas 5G masih terbatas di area tertentu, fitur 5G belum cukup menarik bagi konsumen baru.

Vanessa Aurelia, Analis Pasar Asosiasi IDC Indonesia, mengomentari, “Penggunaan ponsel pintar 5G yang rendah telah membuat perusahaan telekomunikasi berhati-hati dalam investasi 5G mereka, mempertimbangkan faktor seperti biaya dan kinerja secara keseluruhan.” Ini menggarisbawahi tantangan yang dihadapi teknologi 5G dalam adopsi di pasar ponsel pintar Indonesia.